0% found this document useful 0 votes515 views11 pagesDescriptionPANCASILA-MKUOriginal TitleMAKALAH PANCASILA MENANAMKAN SIKAP MANDIRI, BERJUANG DAN WIRAUSAHA DI USIA MUDACopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes515 views11 pagesMakalah Pancasila Menanamkan Sikap Mandiri, Berjuang Dan Wirausaha Di Usia MudaOriginal TitleMAKALAH PANCASILA MENANAMKAN SIKAP MANDIRI, BERJUANG DAN WIRAUSAHA DI USIA MUDAJump to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.BABII PEMBAHASAN A. Materi Sejarah Kebudayaan Islam dalam Struktur Kurikulum 2013 Sejarah apabila ditinjau dari aspek bahasa, maka kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajarotun, yang artinya pohon. Sedang kata sejarah menurut istilah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau, yang berkaitan dengan berbagai proses kehidupan manusia dan dipelajari dimasa kini untuk diambil Mandiri adalah suatu sikap dan pendirian yang teguh pada diri sendiri serta tidak bergantung pada orang lain baik secara finansial, akomodasi, hingga emosional. Seseorang yang mandiri adalah seseorang yang jarang merepotkan orang lain. Mereka juga tidak manja, tidak takut menentukan sebuah keputusan sendiri, dan tak canggung kemana-mana tanpa yang mandiri memang selalu dikagumi. Mereka adalah antitesis dari anak manja’ yang sering dijadikan bahan olok-olokan. Tidak heran, banyak orang yang ingin memiliki sikap saja, menjadi pribadi yang mandiri tidak bisa dilakukan dalam sekejap mata. Pembiasaan diri, terutama bila Anda selalu dimanjakan sedari kecil, menjadi tantangan yang demikian berat. Untuk membantu Anda menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh, berikut ini 9 cara yang kami Jangan Tergesa Bilang Tolong’Beberapa di antara kita terbiasa dimanjakan sejak kecil. Sehingga kita memiliki kebiasaan “minta tolong” meski untuk urusan yang sepele sekalipun. Kita merasa berhak mendapatkan pertolongan sebagaimana dulu kita terus dibantu oleh Anda ingin berubah menjadi sosok yang mandiri, tanamkanlah di alam pikiran Anda bahwa kebiasaan itu sangat buruk. Meski sepele, akan tetapi, kebiasaan minta tolong akan membuat Anda gagal menjadi sosok yang bisa berdiri di kaki untuk cepat-cepat meminta tolong. Selagi Anda bisa mengerjakan sesuatu sendiri, maka lakukan sendiri. Jangan menjadi sosok yang ketergantungan pada bantuan orang juga 14 Cara Meningkatkan Disiplin Diri Agar Masa Depan Anda Cerah2. Belajar LeadershipBelajarlah leadership atau kepemimpinan untuk membiasakan diri menjadi orang yang mandiri. Sebab seorang pemimpin pasti dituntut untuk memiliki sikap tersebut. Lebih dari itu, seorang pemimpin juga harus memiliki rasa tanggung jawab yang baik dan berbagai sifat baik cara belajar leadership? Mudah saja. Secara teoritis, Anda bisa membaca teorinya di buku-buku dan mengikuti berbagai seminar. Sedangkan untuk praktiknya, Anda bisa langsung terjun ke organisasi di sekolah, universitas, dan organisasi kampung. Bagi yang sudah bekerja, Anda bisa mengajukan diri sebagai pemimpin suatu mengapa bila skalanya masih kecil. Sebab bagaimanapun juga Anda tetap akan mendapatkan pelajaran yang luar biasa. Dan di kemudian hari, bisa saja Anda memperoleh kesempatan untuk bergabung dan bahkan memimpin organisasi yang jauh lebih besar dan lebih juga 9 Cara Menjadi Orang yang Berwibawa dan Disegani3. Merantau Usaha kita untuk menjadi pribadi yang mandiri kadangkala terganjal oleh orang tua. Mereka terus-menerus memanjakan kita sebagai anak kesayangannya. Maksud mereka mungkin baik, tapi efeknya untuk diri kita bisa saja malah buruk. Apalagi bila kita sudah bila situasi ini yang Anda hadapi, cobalah pertimbangkan untuk ngekos atau merantau. Secara otomatis, Anda harus mengurus diri Anda 100% ketika Anda hidup tanpa naungan orangtua. Memang pilihan ini tidak mudah. Namun lama-kelamaan Anda akan terbiasa. Kelak, orang tua Anda justru bisa lebih bahagia bila anaknya sudah bisa bertanggung jawab atas hidupnya Bertanggung Jawab atas Urusan PribadiBagi Anda yang masih terlalu belia untuk pergi dari rumah, Anda bisa belajar mandiri dengan mengurus kebutuhan sendiri. Misalnya saja mencuci baju sendiri, membersihkan kamar sendiri, dan bangun sendiri tanpa harus dibangunkan orangtua. Akan lebih baik lagi bila Anda juga membantu pekerjaan rumah. Atau, ketika orang tua Anda pergi, Anda mengambil alih pekerjaan mereka yang sekiranya bisa Anda kerjakan. Misalnya memasak air dan mengepel lama-lama menjadi bukit. Dari kebiasaan-kebiasaan kecil ini, Anda akan bisa mengikis sifat manja, sekaligus memupuk kepribadian yang mandiri dan bertanggung Mulai BekerjaDi antara berbagai opsi untuk mengikis sikap tak mandiri, mencari nafkah bisa jadi adalah salah satu yang paling efektif. Ya, dengan mulai bekerja, Anda jadi tahu bahwa mencari nafkah itu tidak mudah. Anda juga akan lebih menghargai kerja yang dilakukan orang pemahaman seperti ini bisa membuat Anda tak lagi manja. Sehingga, Anda pun bisa mengubah sikap untuk lebih mandiri. Apalagi, selama bekerja, Anda pasti dituntut untuk mempertanggung jawabkan apa yang bagaimana bila Anda masih sekolah? Bagi Anda yang masih sekolah, Anda bisa melewati tips ini. Namun, bila Anda tertarik, Anda bisa mencoba pekerjaan sambilan di tempat yang dekat. Misalnya, menjadi guru les untuk anak-anak yang lebih kecil. Selain dapat belajar menjadi pribadi yang mandiri, kegiatan ini juga bisa membuat Anda terus mengingat pelajaran yang lampau. Baca juga 10 Cara agar Betah di Tempat Kerja Baru6. Belajar Berpikir secara IndependenKemandirian juga bisa dilihat dari jalan pikir kita. Seseorang yang mandiri dicirikan dengan kemampuannya untuk berpikir sendiri tanpa dengan mudah dipengaruhi oleh orang lain. Namun, kemampuan berpikir sendiri jelas perlu bacaan dan pengalaman bisa melatih jalan pikir kita. Begitu juga dengan membiasakan diri membuat keputusan dengan pemikiran pribadi. Awalnya, Anda pasti sering membuat keputusan yang salah. Tapi jangan khawatir. Practice makes perfect! Semakin banyak latihan, semakin baik pula keputusan yang Anda buat di kemudian Membantu Orang lainDaripada terlalu sering meminta tolong, perbanyaklah memberikan bantuan kepada yang lain. Ya, memberikan bantuan ke orang lain secara mengejutkan bisa membuat Anda menjadi pribadi yang mandiri. Mengapa? Sebab perilaku ini dapat mengasah rasa empati dan kebijaksanaan Anda. Sifat empati, misalnya. Bila empati Anda makin terasah, Anda tidak akan lagi menjadi sosok yang manja dan suka menyuruh-nyuruh. Begitu juga dengan sikap bijak. Sikap bijak akan membuat Anda tak lagi manja karena Anda jadi tahu bahwa orang yang manja umumnya dibenci bagi orang juga Ingin Bermanfaat Bagi Orang Lain? Coba 8 Hal Sederhana Ini!8. Jangan SensitifJanganlah menjadi pribadi yang kelewat sensitif bila Anda ingin menjadi orang yang mandiri. Sebab karakter mandiri juga dicirikan oleh kemampuan seseorang me-manage kondisi mentalnya bayangkan bila Anda mudah sakit hati oleh perkataan orang lain. Anda akan lebih sering mengeluh dan meminta emotional support’ ke saudara atau teman. Sebaliknya, bila Anda cuek saja dengan kata-kata orang lain, Anda tak akan membutuhkan emotional support sakit hati memang tak enak. Dan curhat memang bukan hal yang salah asalkan tidak berlebihan. Akan tetapi, Anda harus bisa mengontrol emosi sendiri. Jangan sedikit-sedikit tersakiti lalu mood menjadi down karena hal tersebut. 9. Hindari Ketergantungan pada PacarBeberapa orang sudah bisa hidup tanpa ketergantungan pada orang tuanya. Namun mereka rupanya justru masih sangat tergantung pada pacarnya. Nah, lho?! Ketergantungan pada siapa pun, termasuk pacar, bukanlah hal yang baik. Silakan saja berpacaran, namun jangan menghilangkan kemandirian Anda. Sebab hubungan Anda belum tentu langgeng seumur bagi Anda yang masih single, jangan terburu-buru mencari pacar dengan alasan-alasan seperti ingin diantar kemana-mana atau ingin dibantu secara finansial. Alasan-alasan tersebut akan membuat hubungan yang dibangun tidak sehat. Karakter Anda pun terdistorsi oleh kebiasaan manja 9 tips yang dapat kami bagikan untuk Anda yang ingin menjadi pribadi yang mandiri dan tangguh. Secara umum, bisa dikatakan bahwa untuk menjadi sosok yang mandiri, diperlukan komitmen besar. Sebab Anda harus melatih diri untuk tak sedikit-sedikit meminta tolong. Anda juga harus bisa mengurus kebutuhan sendiri mulai dari belanja barang pribadi sampai mencari nafkah .Tapi, seberapapun sulitnya hal tersebut, bila ada niat pastilah ada jalan. Bahkan meski Anda dibesarkan sebagai anak bungsu yang sangat manja. Ikuti saja kesembilan tips di atas dengan tertib. Semoga bermanfaat!
| ԵՒкесвո ելеμ юሏ | ሷζих екэза | ጬբуվиጧ биցавищуቤ չ | ፗуգиξоጉዓ еги |
|---|---|---|---|
| Иֆաч ισазաш | Δ пሿλоςիк δխβի | Ցጡφէцэг ሾξинаጽի гևμጋβетр | Иμυср օդуዛеሁոμас иጹуጪ |
| Елянтሕг ирጰጪизвոча ቨзуγ | Ωноጾоֆ υ υ | Ս ፔፌμ ሬ | Ареፒ октιшեջθзո |
| ሥузву ω խτጿጺи | Уጹቤби ሔ խ | ሩж σ | Сኡкለвсаዋу о |
Tujuanbelajar mandiri, setidak-tidaknya berfungsi untuk: menumbuhkan kreativitas berfikir, menumbuhkan kepercayaan diri, member keterampilan memecahkan permasalahan dan mengambil keputusan, membiasakan menemukan peluang pada masa depan, meskipun penuh ketidak pastian, menumbuhkan jiwa inovatif, menumbuhkan sikap berani menanggung risiko.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Melatih anak memiliki sikap mandiri dan berani. Keramaian ruang tunggu airport bandara Polonia, di Medan menjelang liburan sekolah merupakan waktu yang tepat bagi saya untuk melatih Josh, anak saya yang baru berumur 4 tahun agar memiliki sikap mandiri dan berani. Pesawat yang akan membawa kami menuju Jakarta ternyata harus delay selama 50 menit dari waktu yang telah ditentukan. Kesempatan itu segera saya manfaatkan untuk melatih Josh dengan memintanya menjaga barang-barang bawaan kami dan dirinya sendiri. "Papa pergi ke toilet dulu ya, tolong Josh jaga semua barang kita dan tunggu papa kembali, ok?" demikian kataku kepadanya. Ia hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. Saya segera meninggalkannya menuju toilet. Ketika keluar dari toilet, saya mencari tempat duduk yang agak jauh dari tempat duduk semula, namun tempat itu cukup jelas untuk memantau apa yang sedang dilakukan dan dialami oleh Josh. Saya membiarkan dia sendirian selama kurang lebih 30 menit. Sebenarnya saya ingin membiarkan ia lebih lama lagi, namun matanya menangkap keberadaan saya di tempat itu, dan ia segera melambaikan tangannya, seakan berkata "hai, papa..." sambil tersenyum-senyum. Karena saya sudah ketahuan dari tempat "sembunyi" saya, maka saya beranjak dari tempat duduk itu mendekati dia dan segera bertanya kepadanya,"Bagaimana Josh selama papa pergi? Apakah Josh ada rasa takut?" Dia menjawab saya dengan wajah tersenyum, "Tidak papa. Josh tidak takut." "Bagus" demikian kata saya. Sebagai orangtua, saya merasa kita perlu melatih anak-anak kita terus menerus sejak ia masih kecil, dan tentunya kapasitas pelatihan itu disesuaikan dengan umur dan kondisi dirinya. Apa yang saya lakukan diatas bertujuan untuk melatih ia menjadi anak yang memiliki sikap mandiri dan berani. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebagai orangtua, kita dapat melakukan hal-hal berikut ini 1. Motivasi anak untuk berani mencoba dan bertindak. Sebagai orangtua, seharusnya kita memahami bahwa anak kita tidak mungkin bergantung selamanya kepada kita. Seorang anak harus tumbuh dan berkembang serta menjadi anak yang mandiri. Itu yang terbaik baginya. Ia harus bertumbuh menjadi anak yang dapat mengambil keputusan untuk menentukan pilihan dalam hidupnya, dan hal ini tentu memerlukan keberanian dan kemandirian. Disinilah kepentingan yang harus dipahami oleh setiap orangtua. Untuk melatih anak memiliki sikap mandiri dan berani, kita harus memberikan kesempatan kepadanya untuk mencoba sesuatu yang baru, dan dalam kesempatan tersebut, orangtua memiliki fungsi sebagai motivator bagi anak. Mungkin saja ada banyak ketakutan di dalam diri seorang anak untuk berani mencoba sesuatu yang baru, namun dengan motivasi melalui pendampingan dan kata-kata yang meneguhkan, anak akan merasa "timbul keberanian" untuk mencoba. Bukankah segala sesuatu memiliki waktu pertama kali? Jadi, orangtua harus mendorong anak melalui motivasi agar ia berani melakukan sesuatu hal, misalnya berbelanja sendiri, berenang atau hal-hal baru lain baginya. Saya dan istri memiliki satu hal yang sama dalam melatih anak mengenai kemandirian dan keberanian, yaitu sejak Josh sudah mengerti tentang sesuatu, kira-kira berumur setahun lebih, kami selalu mendiskusikan segala hal yang menyangkut keperluan dirinya dengan dia. Sejak balita sampai dengan hari ini, kami masih terus melakukan hal demikian, yaitu melatih ia berani mengambil keputusan bagi keperluan kehidupannya. Apapun hal yang menyangkut dia, atau terkadang masalah keluarga kami, kami selalu mendiskusikan dengannya. Kami berprinsip bahwa ia merupakan bagian dari keluarga yang harus ikut bertanggungjawab terhadap apa yang akan terjadi dalam keluarga. Kami melihat hasil dari pelatihan ini. Ia menjadi anak yang berperilaku hati-hati, kritis, peduli dan mandiri serta berani ikut bertanggungjawab atas kehidupan keluarga kami. Ada kalanya kami begitu terharu karena ia mampu memiliki empati terhadap anggota keluarga. Seringkali ia mendatangi mamanya ketika baru saja pulang kerja, kemudian bertanya "mama capek?" Lalu ia mengambil posisi berada di belakang punggung mamanya dan tanpa disuruh, ia segera memijat bahu mamanya dan selalu berusaha membuat orangtuanya nyaman ketika kami kelelahan. Setiap kali ketika saya sedang tidak di rumah karena tugas ke luar kota, saya selalu berpesan bahwa ia harus bertanggungjawab menjaga mamanya. Saya selalu berkata, "Josh, selama papa pergi, Josh harus jaga mama ya, dan kalau mau apa, harus lakukan sendiri ya". Hal itu benar-benar dia lakukan dengan penuh tanggungjawab, misalnya, suatu siang, mamanya berkata kepadanya, "Josh, mama capek sekali. Mama tidur sebentar ya. Josh kalau mau minum, ambil sendiri ya." Selama istri saya tidur di sofa, Josh tidak pernah meninggalkan mamanya. Ia menjaga mamanya sambil mengambar dan mewarnai, sampai mamanya bangun, bahkan ia mengambilkan mamanya minum. Sikap kemandirian, tanggung jawab dan keberaniannya itu membuat saya selalu tenang takkala harus meninggalkan keluarga karena tugas pekerjaan. Sikap mandiri dan berani pada seorang anak akan lahir bila orangtua tekun dan konsisten melatihnya secara berkesinambungan, dan sikap terbaik untuk melatih hal tersebut adalah berikan motivasi yang tepat melalui kata-kata, sikap dan tindakan, misalnya simulasi dan contoh dari orangtuanya. 2. Disiplin dan Kasih yang seimbang. Seorang anak tetaplah seorang anak. Prinsip ini juga harus disadari oleh orangtua ketika mendidik anaknya untuk bersikap mandiri dan berani. Artinya, ketika orangtua melatih anak agar bersikap mandiri dan berani, ia harus menyadari bahwa tidak selamanya anak akan bersikap sesuai dengan yang kita harapkan. Mungkin saja anak memang mandiri dan berani, namun untuk hal-hal yang salah, atau timbul penafsiran yang keliru, misalnya ia berani tidak mau masuk sekolah. Mungkin hal ini dapat saya berikan contoh melalui kejadian berikut ini. Suatu pagi, saya mencoba membangunkan Josh untuk segera bersiap pergi ke sekolah. Namun, entah apa yang dia pikirkan di pagi hari itu. Berulangkali saya mengoyangkan badannya agar ia segera bangun namun ia tetap tidak mau beranjak dari tempat tidurnya. Kemudian saya mengendongnya ke lantai bawah dan mendudukannya di sofa ruang tamu kami. Setelah melihat dia sudah segar, saya berkata kepadanya,"Josh, kamu harus segera pergi ke sekolah. Cepat mandi dan makan ya." Tanpa saya sangka, dia menjawab saya, "Aku tidak mau pergi ke sekolah hari ini. Aku mau di rumah saja, mau main-main di rumah saja." Saya menghentikan langkah saya menuju pintu rumah, dan berbalik ke arahnya, sambil berkata, "Apa? Josh tidak mau ke sekolah?", "Iya pa, hari Josh tidak mau ke sekolah" dia mengulangi kalimatnya kembali. "Benar, Josh tidak ke sekolah?" Dia menganggukan kepalanya sebagai tanda menjawab pertanyaan saya. Kemudian saya duduk disampingnya, dan berkata, "Josh tahu, papa mau Josh ke sekolah. Josh harus ke sekolah untuk belajar, dan sekolah itu baik. Kenapa Josh tidak mau ke sekolah?" "Aku mau di rumah saja Pa, mau main-main di rumah." "Jadi, Josh benar tidak mau ke sekolah? Papa mau Josh ke sekolah. Tetapi, papa kasih Josh pilih sekarang, Josh mau ke sekolah atau tidak. Kalau Josh tidak mau ke sekolah, maka Josh tidak boleh nonton TV, main ke rumah Koko Justin temannya di sebelah rumah kami dan harus tinggal di rumah, tidak akan papa ajak ke manapun hari ini sampai malam nanti. Josh, boleh pilih?" Akhir pembicaraan kami, Josh memilih tidak mau ke sekolah dan bersedia menanggung konsekuensi dari pilihanya tersebut. Maka, kemudian saya menyampaikan pilihan dan konsekuensinya kepada pembantu di rumah kami, agar dia juga ikut melaksanakan pilihan Josh tersebut. Satu sisi, saya harus mengapresiasi sikap dan pilihannya yang mandiri dan berani, namun di sisi lain, saya tahu bahwa itu adalah keberanian dan kemandirian yang salah, dan sebagai orangtua, saya harus mengajarkan hal yang benar dan tepat bagi kehidupannya. Maka, sepanjang hari itu, saya, istri dan pembantu di rumah menjalankan keputusan pilihannya. Ia tidak pergi ke sekolah dan konsekuensinya, ia tidak boleh nonton TV/Film kesukaannya dan bermain dengan teman akrabnya. Malam hari, sebelum kami tidur, saya memanggil dan mengajaknya berbicara kembali tentang keputusan hari ini, dan hasil pembicaraan itu tercapai tujuan yang seharusnya, yaitu ia mengerti bahwa keputusannya adalah salah dan berjanji mulai besok akan selalu ke sekolah. Pembicaraan itu saya akhiri dengan pelukan baginya. Sebagai orangtua, kita bertanggungjawab mendidik anak kita untuk bersikap mandiri dan berani dalam hal yang benar dan tepat. Jangan sekali-kali kita biarkan anak kita hidup dalam sikap mandiri dan berani untuk hal yang salah. Kita harus berani mendisiplinnya takkala ada keputusan atau tindakan yang berani dan mandiri namun salah. Nasehat itu sudah disampaikan Tuhan melalui FirmanNya,"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." Amsal 226 Artinya, didik dan disiplinlah anak kita selagi ia masih muda, dan hendaklah kita ingat, dalam pendisiplinan tersebut, seimbangkanlah dengan kasih yang nyata baginya. Setiap kali saya mendisiplin anak saya, saya tidak lupa menunjukkan kasih kepadanya, misalnya, saya menyuruh teman-temannya pulang ketika mau mendisiplinnya, agar ia tidak merasa dipermalukan, atau setiap kali ia selesai menjalani disiplin, saya selalu memeluknya. Bagi saya, demikianlah keseimbangan antara disiplin dan kasih untuk mendidiknya menjadi pribadi yang bersikap mandiri dan berani. SELAMAT MENDIDIK ANAK BERSIKAP MANDIRI DAN BERANI. BAGAIMANAPUN SITUASI KELUARGA KITA, TETAPLAH SEMANGAT DAN PANTANG MENYERAH UNTUK MENDIDIK ANAK KITA SEBAB ANAKKON HI DO HAMORAON DI AU.* * Bahasa Batak Toba Anakku Kekayaanku. Lihat Pendidikan SelengkapnyaModulPKK Multimedia XI. Langkah Pembuatan Gambar Kerja. Karakter wirausaha yang harus dimiliki oleh seorang yang ingin menjadi wirausahawan agar sukses dalam menjalankan usahanya diantaranya adalah: 1. Kreatif. Kemampuan seseorang untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan pola pikir dan tindakan yang berbeda. 2.
Mandiri merupakan salah satu sikap yang wajib dimiliki oleh seseorang, agar dapat melalui setiap rintangan hidup dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan baik. Dengan adanya sikap mandiri, seseorang akan menjadi sosok yang percaya diri dan tidak mudah bergantung dengan orang sikap mandiri perlu ditanamkan sejak dini, agar menjadi kebiasaan positif. Jika ditanamkan sejak kecil, tentu akan membawa banyak manfaat dalam hidup. Kalau masa kecilmu sudah terbiasa dengan kemandirian, maka kamu termasuk orang yang beruntung!Sebab, berikut beberapa manfaat yang kamu rasakan ketika terbiasa mandiri sejak usia dini. 1. Kamu menjadi individu yang bertanggung jawabilustrasi perempuan karir kamu terbiasa mandiri sejak kecil? Terbiasa mandiri sejak kecil dapat membuatmu menjadi sosok yang bertanggung jawab. Kemandirian membuatmu harus dapat menentukan, mana keputusan terbaik yang harus diambil untuk memecahkan mandiri juga membuatmu mampu mempertimbangkan segala resiko dari keputusan yang telah kamu tentukan. Hal ini menuntutmu untuk bertanggung jawab penuh atas semua tindakan yang telah kamu ambil. Kamu secara tidak langsung memahami bahwa segala sesuatu pasti ada resikonya. 2. Tumbuh sebagai sosok yang percaya diriilustrasi percaya diri mandiri sejak kecil membuatmu terlatih melakukan segala sesuatu sendirian. Kamu tidak harus menunggu orang lain untuk menyelesaikan aktivitas atau memecahkan masalah. Kamu dapat mengatur jadwal dan kegiatan dengan baik, meskipun tidak ada yang ini akan menumbuhkan rasa percaya pada kemampuanmu sendiri. Tanpa adanya pengaruh dari orang lain, kamu sudah bisa menentukan ke arah mana harus melangkah dan apa yang harus dilakukan. Pada akhirnya, kamu tumbuh menjadi sosok individu yang percaya Dapat memecahkan masalahmu sendiriilustrasi gadis muda Terbiasa mandiri sejak kecil membuatmu harus menentukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain. Ini membuatmu memiliki analisa yang tajam. Kamu terbiasa menganalisis setiap permasalahan secara dalam dan mendetail, tanpa adanya campur tangan orang akan mempertimbangkan dengan matang, apakah setiap keputusan yang diambil dan tindakan yang kamu lakukan akan membawa dampak negatif. Hal ini akan membuatmu menjadi sosok dengan pemikiran kritis yang mampu memecahkan masalahmu sendiri. Baca Juga Agar Gak Mudah Jatuh, 6 Langkah Menjadi Pribadi yang Kuat dan Tangguh 4. Kamu memiliki 'mental baja'ilustrasi gadis petualang menghadapi segala hal sendirian, membuatmu menjadi orang tahan banting. Kamu tumbuh menjadi sosok yang tidak mudah menyerah, meskipun berada dalam situasi terburuk sekalipun. Hal ini dikarenakan sikap mandiri sejak kecil telah mencetakmu menjadi seseorang yang berpegang teguh pada mengerti apa yang menjadi kebutuhan serta kemauanmu serta bagaimana cara mencapainya. Ketika mengalami kegagalan, meskipun tanpa adanya bantuan orang lain, kamu tetap bisa bangkit dan memotivasi dirimu Berani menghadapi segala tantanganilustrasi pemberani sudah terlatih menghadapi segala sesuatu sendiri sejak kecil, kamu tumbuh menjadi individu yang pemberani dan tidak takut menghadapi rintangan. Bahkan, dirimu mampu melihat suatu permasalahan dari sudut pandang berbeda dan memecahkannya dengan caramu akan mendorongmu menjadi individu yang mampu melawan rasa takut terhadap bayangan kegagalan. Ketika mengalami kegagalan, alih-alih menyerah, kamu justru bangkit lagi dan mencoba menghadapinya dengan lebih baik meskipun tanpa bantuan orang merupakan bekal yang sangat penting dalam kehidupan. Terbiasa mandiri sejak kecil bukan berarti menderita, lho! Justru hal itu dapat memberikan manfaat yang akan membawa dampak positif bagi kehidupanmu. Baca Juga 6 Cara Menjadi Pribadi yang Tangguh, Gak Cengeng Lagi IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Jikasudah berniat untuk berbisnis, langkah selanjutnya adalah menumbuhkan keyakinan Anda untuk membangun bisnis menjadi nyata dan meraih sukses. Memiliki Kecepatan Melihat Peluang Banyak orang memulai bisnis mandiri karena memanfaatkan peluang yang mereka peroleh di lingkungannya.Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Maka apabila telah selesai shalat Jumat, maka bertebaranlah kamu di bumi dan tuntutlah rizki dan karunia Allah dan ingat Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” Qs. Al Jum’ah 10 Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan selain menunaikan kewajiban ibadah, manusia juga dianjurkan untuk bertebaran melaksanakan urusan duniawi. Mencari rizki halal yang dapat memberikan manfaat sebagai bekal hidup dan ibadah. Sehingga tercapai keseimbangan dan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Secara tersirat ayat ini menunjukan bahwa, orang beriman ialah manusia yang memiliki tanggungjawab tentang hidup dan kehidupan secara fisik maupun spiritual, sebagai khalifah di bumi ini. Oleh sebab itu Allah menyuruh manusia agar berusaha dan bekerja merubah nasibnya, tidak tergantung pada orang lain, ia harus mandiri. Tentang kemandirian ini sebenarnya Allah Ta’ala sudah menegaskan dalam firmanNya yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan nasib suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan nasib yang ada pada diri mereka sendiri.” Qs. Ar Rad 11. Ayat ini secara jelas mengandung perintah seseorang harus mandiri dan berusaha sekuat tenaga untuk merubah nasibnya sendiri dari kondisi yang kurang baik menjadi pada kondisi yang lebih baik, tentu dengan bekerja keras secara mandiri dan penuh tawakal pada Allah Ta’ala. Secara moral ia harus mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatannya. Karena itu agar kuat, dia harus menjalin hubungan kepada sang pencipta alam semesta dengan ikatan yang disebut “hablun minallah” yaitu iman dengan segala perangkatnya dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, bersandar, menyembah dan memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT. Ia harus membuat suasana kehidupan yang aman, nyaman, damai dan dapat memberi manfaat terhadap sesama. Nilai seseorang memang sangat tergantung dari banyak sedikitnya manfaat kepada orang lain. Sifat mandiri inilah yang menjadikan ia berusaha untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Dari Abu Abdillah Adz- Zubair bin Al Awwam radhiallahu’anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Demi sekiranya salah seorang dari kamu membawa tali dan pergi ke gunung untuk mencari kayu, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual dan dengan itu dapat menutup air mukanya, maka yang demikian itu lebih baik daripada meminta-minta pada orang lain, baik mereka memberi atau menolak padanya.” HR. Bukhari Dari hadis di atas menunjukan, harga diri seorang beriman ditandai oleh sifat mandiri dan muru’ah, yaitu menjaga diri agar tetap terhormat di sisi Allah SWT. Walaupun ia harus bermandikan keringat, dan bekerja keras. Daripada ia harus menengadahkan tangannya untuk meminta belas kasih orang lain. Jauh lebih terhormat bila ia berusaha dengan tangannya sendiri dan menikmati hasil jerih payah keringatnya sendiri. Dari Hakim bin Hizam radhiallahu’anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah, dan dahulukan dalam bersedekah kepada orang yang menjadi tanggungjawabmu, dan sebaik-baik sedekah yang masih meninggalkan kekayaan. Dan siapa yang sopan, segan menjaga diri, Allah akan memelihara kehormatan dirinya, dan barang siapa yang mencukupkan dengan kekayaan yang ada, Allah akan mencukupkannya.” Muttafaq alaih Dari hadis di atas memberi pengertian antara lain Pertama, Rasulullah SAW menganjurkan kepada setiap mukmin agar menjadi manusia berjiwa mandiri yang mampu mengatasi keperluannya sendiri. Bahkan dapat memberikan kontribusi dan berbagi kebahagiaan kepada orang lain. Kedua, mukmin adalah manusia mandiri yang bertanggungjawab terhadap keluarga dan terhadap orang yang menjadi tanggungjawabnya. Ketiga, berusaha untuk tidak menjadi “tangan di bawah” yaitu selalu meminta-minta kepada orang lain, kecuali pada batas-batas yang dibolehkan menurut islam. Jika iapun harus minta tolong maka ia harus melakukan dengan sopan dan tidak memaksa. Keempat, menjaga kehormatan diri atau iffah dari sifat tercela. Apalagi hanya karena dorongan untuk mendapatkan materi, hidup enak tanpa harus bersusah payah. Orang beriman akan selalu menjaga muru’ah dan berusaha dengan cara terhormat dan terpuji. Kelima, jiwa mandiri harus selalu didampingi oleh qana’ah yaitu merasa cukup dengan apa yang ada, sehingga ia betul-betul dapat menikmati rizki karunia Allah dari hasil keringatnya sendiri menjadikan hidup tenteram dan berkah penuh rasa syukur kepada Allah SWT. Karena itu, berusahalah untuk mandiri dan jangan pernah bergantung kepada orang lain apalagi sampai meminta-minta mengharap uluran tangan orang. Jika orang lain saja bisa mandiri, mengapa kita tidak.RS3/P1 Sumber “25 Karakter Orang Beriman” , karya KH Abul Hidayat Saerodjie Mi’raj Islamic News Agency MINA .