Diberitakan Yayasan Denny JA mencatat selama 14 tahun setelah masa reformasi setidaknya ada 2.398 kasus kekerasan dan diskriminasi yang terjadi di Indonesia. Dari jumlah kasus tersebut sebanyak 65 persen berlatar belakang agama. Sementara sisanya kekerasan etnik sekitar 20 persen, kekerasan gender sebanyak 15 persen
3 Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat. 4. Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah. 5. Tindakan anggota masyarakat yang sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku. 6. Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan. Akibat Konflik. 1.
Melaluirentetan peristiwa yang terjadi di Poso, kita dapat menyadari bahwa persoalan mengenai etnisitas dan agama di Indonesia merupakan permasalahan yang sangat serius. Perbedaan yang seharusnya menjadi pemersatu malah berujung pada perpecahan dan konflik. Jika kita tidak bisa menghargai perbedaan yang ada maka konflik akan terus terjadi.
Contohnya Masyarakat Aceh menolak adanya pembangunan Hotel Bintang 5 di samping Masjid Raya Baiturrahman. Sebab, mereka merasa bahwa tidak boleh ada bangunan yang tingginya melebihi masjid. 3. Menghambat Hubungan Antar Bangsa. Jika primordialisme terjadi secara berlebihan, maka kita akan sulit menerima kebudayaan baru.
Dalampandangan islam ada beberapa faktor yang menyebabkan konflik yaitu : faktor manusianya yang tidak taat pada aturan dan ajaran agama, manusia cenderung suka menyebarkan konflik di masyarakat agar terjadi kerusuhan dan kerusakan lingkungan, muncul fanatisme berlebihan, dan perbedaan agama yang dianut.
Pada13 Mei 1998, di hadapan masyarakat Indonesia di Kairo, Presiden menyatakan "jika rakyat sudah tidak menghendaki, ya silakan." Dia tidak akan mempertahankan kedudukannya dengan senjata. Baca juga: Ibu Korban Pelanggaran HAM Mei 1998 Menuntut Keadilan. Kondisi tanah air yang genting membuat Soeharto mempercepat kepulanganya pada 15 Mei 1998.
.